jam makan siang sepertinya sudah lewat, sy dan teman kerjaku menyegerakan makan siang kami di warung poltabes banjarmasin. teman makan yang biasa kami datangi. selaim murah meriah, makanan yang ditawarkan juga lumayan beragam. setelah merasa kenyang kami pun membayar makann yang telah kami habiskan kemudian beranjak meninggalkan warung menuju kantor.
sesampainya dikantor, sy langsung menuju laptopku. membuka beberapa alamat web dan email. sontak HP ini berbunyi, sebuah nama yang tak asing lagi muncul. "ocenk". itulah namanya, sepupuku yang berada di makassar. "paling-paling minta pulsa" pikirku. sy berpikiran seperti itu karena dari kemarin saya telah berjanji mengisi pulsa HPnya dan sepertinya ia mulai menagih padaku.
suara khas diseberang sana kurang jelas kedengarannya. saya minta dia mengulangi perkataannya tadi. kali ini terdengar sangat jelas, namun serasa berat untuk dia ucupkan.
dia terdiam sejenak, kemudian berbicara padaku walaupun susah baginya. Ia memberitahuku, bahwa Ayahnya telah menghembuskan nafasnya yang terakhir. Saya langsung terdiam mendengarnya. namun lafaz innalillah wa inna ilaihi rojiun berusaha kuucapkan. saya berusaha tegar mendengarnya walaupun badan ini terasa ingin jatuh. ini kali kedua sepupuku mengatatakan hal seperti ini padaku. sebelumnya kabar tentang kepergian ibunya.
yang kedua ini pula, saya tidak bersamanya. tidak bisa menemani menepis kesedihannya.
saya hanya bisa berdoa dari kejauhan...
selamat jalan paman...
terima kasih atas bimbingannya selama ini...
terima kasih atas perlakuan baik paman selama ini...
biarlah menjadi kenangan yg terindah yg selalu bersemayam dihati kami...
doa kami menyertaimu..
sesampainya dikantor, sy langsung menuju laptopku. membuka beberapa alamat web dan email. sontak HP ini berbunyi, sebuah nama yang tak asing lagi muncul. "ocenk". itulah namanya, sepupuku yang berada di makassar. "paling-paling minta pulsa" pikirku. sy berpikiran seperti itu karena dari kemarin saya telah berjanji mengisi pulsa HPnya dan sepertinya ia mulai menagih padaku.
suara khas diseberang sana kurang jelas kedengarannya. saya minta dia mengulangi perkataannya tadi. kali ini terdengar sangat jelas, namun serasa berat untuk dia ucupkan.
dia terdiam sejenak, kemudian berbicara padaku walaupun susah baginya. Ia memberitahuku, bahwa Ayahnya telah menghembuskan nafasnya yang terakhir. Saya langsung terdiam mendengarnya. namun lafaz innalillah wa inna ilaihi rojiun berusaha kuucapkan. saya berusaha tegar mendengarnya walaupun badan ini terasa ingin jatuh. ini kali kedua sepupuku mengatatakan hal seperti ini padaku. sebelumnya kabar tentang kepergian ibunya.
yang kedua ini pula, saya tidak bersamanya. tidak bisa menemani menepis kesedihannya.
saya hanya bisa berdoa dari kejauhan...
selamat jalan paman...
terima kasih atas bimbingannya selama ini...
terima kasih atas perlakuan baik paman selama ini...
biarlah menjadi kenangan yg terindah yg selalu bersemayam dihati kami...
doa kami menyertaimu..
[ t][ a][ z]
from banjarmasin with love
No comments:
Post a Comment