huff...
ngga terasa ramadhan datang lagi, kali ini aku menjalankannya dibanjarmasin, seperti ramadhan-ramadhan beberapa tahun silam, awal puasa tidak bersama dengan keluargaku. masih teringat tahun lalu, menjalankan ibadah puasa masih bersama teman2 kuliah. Indahnya kebersamaan itu yang membuat rinduku datang. masih teringat buka puasa bersama di 'mace' dengan sepiring penganan pisang ijo atau menghadiri acara buka puasa bersama yg diadakn tiap-tiap angkatan. hmm...
tidak hanya saat berbuka. Sahurpun memberikan kenangan tersendiri bersama kawan seperjuangan. melakukan aktifitas yang bisa dibilang kurang berguna namun menyenangkan sembari menunggu sahur tiba. Saat jam menunjukkan pukul 3 dini hari kamipun beranjak menuju pondokan yang menyediakan pelbagai hidangan sahur yang beraneka ragam dengan harga yang terjangkau. masih ada lagi, yang sampai sekarang masih teringat akan kebaikan orang-orang yang memberikan makanan sahur kepada kami. hehehe... walaupun rumahnya agak jauh, tetap dijemput.
ah...
kini itu hanya menjadi kenangan. yang mungkin tidak bisa kulakukan ditempat sekarang.
walaupun sudah berbeda tempat, semoga saja ibadahku padaNya semakin taat. memberikan nilai tersendiri akan kerinduanku pda ramadhan. Ramadhan kali ini memberikan warna tersendiri, kali ini... khas banjar yang menghiasa setiap goresan keindahan lukisan ramdhan 1429 H.
marhaban ya ramadhan...
mulai dari kemarin, inbox diHPku menjadi penuh dengan ucapan-ucapan marhaban ya ramadhan. terimakasih kawan, kalian tidak melupakanku.
"
Jika semua harta adalah racun...
....maka Zakatlah Penawarnya
Jika seluruh umur adalah dosa...
...maka takwa dan tobatlah obatnya
Jika seluruh bulan adalah noda...
...maka ramadhanlah pemutihnya
MARHABAN YA RAMADHAN"
mohon maaf lahir batin
selamat menjalankan ibadah puasa 1429 H
semoga dengan hati yang bersih
ibadah ramadhan kita diterima Allah SWT serta mendapat ampunan dan limpahan rahmatNya.
amin."
_________________________________________________
MARHABAN YA RAMADHAN
[t][a][z]
ngga terasa ramadhan datang lagi, kali ini aku menjalankannya dibanjarmasin, seperti ramadhan-ramadhan beberapa tahun silam, awal puasa tidak bersama dengan keluargaku. masih teringat tahun lalu, menjalankan ibadah puasa masih bersama teman2 kuliah. Indahnya kebersamaan itu yang membuat rinduku datang. masih teringat buka puasa bersama di 'mace' dengan sepiring penganan pisang ijo atau menghadiri acara buka puasa bersama yg diadakn tiap-tiap angkatan. hmm...
tidak hanya saat berbuka. Sahurpun memberikan kenangan tersendiri bersama kawan seperjuangan. melakukan aktifitas yang bisa dibilang kurang berguna namun menyenangkan sembari menunggu sahur tiba. Saat jam menunjukkan pukul 3 dini hari kamipun beranjak menuju pondokan yang menyediakan pelbagai hidangan sahur yang beraneka ragam dengan harga yang terjangkau. masih ada lagi, yang sampai sekarang masih teringat akan kebaikan orang-orang yang memberikan makanan sahur kepada kami. hehehe... walaupun rumahnya agak jauh, tetap dijemput.
ah...
kini itu hanya menjadi kenangan. yang mungkin tidak bisa kulakukan ditempat sekarang.
walaupun sudah berbeda tempat, semoga saja ibadahku padaNya semakin taat. memberikan nilai tersendiri akan kerinduanku pda ramadhan. Ramadhan kali ini memberikan warna tersendiri, kali ini... khas banjar yang menghiasa setiap goresan keindahan lukisan ramdhan 1429 H.
marhaban ya ramadhan...
mulai dari kemarin, inbox diHPku menjadi penuh dengan ucapan-ucapan marhaban ya ramadhan. terimakasih kawan, kalian tidak melupakanku.
"
Jika semua harta adalah racun...
....maka Zakatlah Penawarnya
Jika seluruh umur adalah dosa...
...maka takwa dan tobatlah obatnya
Jika seluruh bulan adalah noda...
...maka ramadhanlah pemutihnya
MARHABAN YA RAMADHAN"
mohon maaf lahir batin
selamat menjalankan ibadah puasa 1429 H
semoga dengan hati yang bersih
ibadah ramadhan kita diterima Allah SWT serta mendapat ampunan dan limpahan rahmatNya.
amin."
_________________________________________________
MARHABAN YA RAMADHAN
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata "marhaban" diartikan sebagai "kata seru untuk menyambut atau menghormati tamu (yang berarti selamat datang)." Ia sama dengan ahlan wa sahlan yang juga dalam kamus tersebut diartikan "selamat datang."
Walaupun keduanya berarti "selamat datang" tetapi penggunaannya berbeda. Para ulama tidak menggunakan ahlan wasahlan untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan, melainkan "marhaban ya Ramadhan".
Ahlan terambil dari kata ahl yang berarti "keluarga", sedangkan sahlan berasal dari kata sahl yang berarti mudah. Juga berarti "dataran rendah" karena mudah dilalui, tidak seperti "jalan mendaki". Ahlan wa sahlan, adalah ungkapan selamat datang, yang dicelahnya terdapat kalimat tersirat yaitu, "(Anda berada di tengah) keluarga dan (melangkaLkar1 kaki di) dataran rendah yang mudah."
Marhaban terambil dari kata rahb yang berarti "luas" atau "lapang", sehingga marhaban menggambarkan bahwa tamu disambut dan diterima dengan dada lapang, penuh kegembiraan serta dipersiapkan baginya ruang yang luas untuk melakukan apa saja yang diinginkannya. Dari akar kata yang sama dengan "marhaban", terbentuk kata rahbat yang antara lain berarti "ruangan luas untuk kendaraan, untuk memperoleh perbaikan atau kebutuhan pengendara guna melanjutkan perjalanan." Marhaban ya Ramadhan berarti "Selamat datang Ramadhan" mengandung arti bahwa kita menyambutnya dengan lapang dada, penuh kegembiraan; tidak dengan menggerutu dan menganggap kehadirannya "mengganggu ketenangan" atau suasana nyaman kita.
Marhaban ya Ramadhan, kita ucapkan untuk bulan suci itu, karena kita mengharapkan agar jiwa raga kita diasah dan diasuh guna melanjutkan perjalanan menuju Allah Swt.
Ada gunung yang tinggi yang harus ditelusuri guna menemui-Nya, itulah nafsu. Di gunung itu ada lereng yang curam, belukar yang lebat, bahkan banyak perampok yang mengancam, serta iblis yang merayu, agar perjalanan tidak melanjutkan. Bertambah tinggi gunung didaki, bertambah hebat ancaman dan rayuan, semakin curam dan ganas pula perjalanan. Tetapi, bila tekad tetap membaja, sebentar lagi akan tampak cahaya benderang, dan saat itu, akan tampak dengan jelas rambu-rambu jalan, tampak tempat-tempat indah untuk berteduh, serta telaga-telaga jernih untuk melepaskan dahaga. Dan bila perjalanan dilanjutkan akan ditemukan kendaraan Ar-Rahman untuk mengantar sang musafir bertemu dengan kekasihnya, Allah Swt. Demikian kurang lebih perjalanan itu dilukiskan dalam buku Madarij As-Salikin.
_________________________________________________Walaupun keduanya berarti "selamat datang" tetapi penggunaannya berbeda. Para ulama tidak menggunakan ahlan wasahlan untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan, melainkan "marhaban ya Ramadhan".
Ahlan terambil dari kata ahl yang berarti "keluarga", sedangkan sahlan berasal dari kata sahl yang berarti mudah. Juga berarti "dataran rendah" karena mudah dilalui, tidak seperti "jalan mendaki". Ahlan wa sahlan, adalah ungkapan selamat datang, yang dicelahnya terdapat kalimat tersirat yaitu, "(Anda berada di tengah) keluarga dan (melangkaLkar1 kaki di) dataran rendah yang mudah."
Marhaban terambil dari kata rahb yang berarti "luas" atau "lapang", sehingga marhaban menggambarkan bahwa tamu disambut dan diterima dengan dada lapang, penuh kegembiraan serta dipersiapkan baginya ruang yang luas untuk melakukan apa saja yang diinginkannya. Dari akar kata yang sama dengan "marhaban", terbentuk kata rahbat yang antara lain berarti "ruangan luas untuk kendaraan, untuk memperoleh perbaikan atau kebutuhan pengendara guna melanjutkan perjalanan." Marhaban ya Ramadhan berarti "Selamat datang Ramadhan" mengandung arti bahwa kita menyambutnya dengan lapang dada, penuh kegembiraan; tidak dengan menggerutu dan menganggap kehadirannya "mengganggu ketenangan" atau suasana nyaman kita.
Marhaban ya Ramadhan, kita ucapkan untuk bulan suci itu, karena kita mengharapkan agar jiwa raga kita diasah dan diasuh guna melanjutkan perjalanan menuju Allah Swt.
Ada gunung yang tinggi yang harus ditelusuri guna menemui-Nya, itulah nafsu. Di gunung itu ada lereng yang curam, belukar yang lebat, bahkan banyak perampok yang mengancam, serta iblis yang merayu, agar perjalanan tidak melanjutkan. Bertambah tinggi gunung didaki, bertambah hebat ancaman dan rayuan, semakin curam dan ganas pula perjalanan. Tetapi, bila tekad tetap membaja, sebentar lagi akan tampak cahaya benderang, dan saat itu, akan tampak dengan jelas rambu-rambu jalan, tampak tempat-tempat indah untuk berteduh, serta telaga-telaga jernih untuk melepaskan dahaga. Dan bila perjalanan dilanjutkan akan ditemukan kendaraan Ar-Rahman untuk mengantar sang musafir bertemu dengan kekasihnya, Allah Swt. Demikian kurang lebih perjalanan itu dilukiskan dalam buku Madarij As-Salikin.
Tentu kita perlu mempersiapkan bekal guna menelusuri jalan itu. Tahukah Anda apakah bekal itu? Benih-benih kebajikan yang harus kita tabur di lahan jiwa kita. Tekad yang membaja untuk memerangi nafsu, agar kita mampu menghidupkan malam Ramadhan dengan shalat dan tadarus, serta siangnya dengan ibadah kepada Allah melalui pengabdian untuk agama, bangsa dan negara.
[t][a][z]
No comments:
Post a Comment