Thursday, June 05, 2008

hampir saja durasi mimpi indahku berkurang…

Tempat mimpiku memulai kisahnya,
June, 03 2008 11:15 pm

Perasaan ini terasa gundah saat mendapat tugas mendadak. Malam ini juga, tepatnya jam 12 malam. Ini bukan bidangku, bukan spesialisasi yang aku lakukan dalam deskripsi kerjaku. Ini tugas teman kerja yang seprofesi (enjiner) namun berbeda deskripsi kerja. Ia tak bisa melaksanakannya karena ia adalah seorang wanita yang baru saja menjadi seorang ibu. Jadi terpaksa harus aku yang melakukannya. Yah… inilah tuntutan kerja, tanggung jawab dan profesionalisme perusahaanku terhadap perusahaan lain.

Terus terang aku tak bisa melaksanakannya dengan baik karena aku kurang menguasai akan pekerjaan ini, namun temen kerjaku yang lain (yang lebih bisa diandalkan dan sudah lama berkecimpung di bidang ini) akan membantu dari tempat lain, tepatnya di singgasananya, tempatnya melepas lelah setelah seharian bekerja dari pagi hingga malam tadi. Ia kelelahan. Terbaca dalam ucapan dan gerak-geriknya saat meminta bantuanku. Suara lirihnya yang terkesan menyerah dan pasrah. Memintaku untuk menggantikannya. Ia juga menggantikan si ibu muda tadi selepas jam kerja usai, sekitar sehabis magrib sampai malam tadi, namun pekerjaan belum selesai dan harus menunggu tim teknisi yang sekarang sedang bekerja di lapangan (site). Saat pekerjaan dilapangan mereka usai, adalah giliranku untuk memonitoring pekerjaan mereka dari ruang kendali (BSM). Kemudian kami akan berkomunikasi untuk memantau pekerjaan mereka selanjutnya, sampai pekerjaan mereka benar-benar usai atau paling tidak menemukan satu titik temu penyelesaian gangguan.

“aku siap!!” ucapku, tapi batinku berkata “tidak”, yah…aku harus melawan egoku untuk membantunya, walaupun akan ada konsekuensi yang akan aku dapatkan, bayaran Over Timenya akan menjadi milikku. Hehehehehe…kesediaanku terbayar.

Inilah tuntutan pekerjaan, aku harus siap menerima pekerjaan apapun selama itu masih dalam lingkup deskripsi kerja perusahaanku. Selama itu juga kita bisa mengerjakannya, tidak di”sangat” paksakan.

Waktu menunjukkan pukul 11:35 malam. Masih ada sekitar 25 menit untuk bersiap-siap. Masih ada waktu untuk menuruskan tulisan ini sembari mendengarkan lagu yang agak mellow dari salah satu band musik Indonesia. Menumpahkan perasaanku malam ini dan berharap kegundahan akan menciut seiring waktu menuju pukul 12 malam.

Lima menit berlalu, ringtone HPku yang bersuara khas cinta laurah menghamburkan pikiranku untuk menumpahkan perasaanku. Kulihat nama di balik HPku, siapa gerangan yang menghubungiku jam segini. Apakah orang yang berada di lapangan sekarang?? Tidak mungkin, karena yg mereka tahu, orang yang memonitor di BSM adalah teman kerjaku kecuali nomerku telah di berikan ke orang lapangan oleh temanku. Atau mungkin hanya orang iseng yang hanya ingin mendengarkan “nada sambung pribadi”ku yang lagi-lagi terdengar suara percakapan si artis yang agak nyentrik dengan ucapannya, cinta laura (maaf, ini bukan promosi jadi jangan coba ikut-ikutan miss call ya? J). Wah ternyata aku salah, Ayahku yang sekarang berada di kota Makassar yang sedang menghubungiku. Hmm…suara khasnya keluar dari speaker HPku. Ia memberikan kabar gembira bahwa tidak lama lagi abangku akan melangsungkan pernikahannya. Sungguh benar-benar bahagia.

Lima menit lagi, waktu itu akan datang. Aku pun akan bersiap-siap untuk menerima pekerjaan, walaupun masih berharap bahwa akan ada keajaiban datang sehingga pekerjaan dianggap selseai dan aku tidak harus datang. Hehehehehehe… maklum, ini adalah waktu tidurku. Waktuku akan untuk bermimpi akan segera dimulai. Tapi musti tertunda karena kerjaan.

Waktu menunjukkan lewat pukul 12 malam, informasi perintah belum aku dapatkan. Sambil menunggu, kurebahkan badanku yang terasa pegal diatas kasur yang tepat berada disampingku. Badan ini sangat menikmatinya, sampai-sampai ia lupa bahwa sesaat lagi ia akan bekerja, menemaniku sepanjang malam ini. Mata ini pun tak kuasa untuk menahan kantuk, kucoba pejamkan beberapa saat. Sungguh indah…pintu mimpiku mulai terbuka. Aku mencoba tuk sadarkan diri, tapi seperti agak susah. Raga ini tidak bisa diajak kerjasama. Akupun hanyut dalam mimpi Indahku.

Sontak tengah malam aku terbangun. Kulirik penunjukkan jam di HPku. Jam 2 malam. Aku sadar, bahwa malam ini ada kerjaan untukku. Tapi mengapa sampai sekarang belum ada pemberitahuan datang padaku. Kucoba membuka menu call logs di HPku, kulihat daftar missed calls yang masuk. Tak ada daftar masuk malam ini. Hmm…agak sedikit tenang, karena sepertinya pekerjaan dilapangan sudah selesai, atau mungkin masih sementara melakukan perbaikan. Acuh saja, kubaringkan kembali seluruh badanku. Ku nikmati kembali mimpiku. Walaupun tak seindah mimpi sebelumnya.

From my nice dream with love

Tuesday, June 03, 2008

Banjarmasin bungas dengan segelas kopi cappuccino

kamar pengap, 1 juni 2008

Secangkir kopi cappuccino menemaniku dalam kesendirian disudut kamar yang tak asing lagi bagiku. Sebuah laptop yang tak memberikan ekspresi apapun juga setia menemaniku dengan dentangan lagu yang sedang bermain dengannya. Sungguh lagu yang indah, suasana kamarku yang sepi menambah arti kesendirian. Semakin bermakna. Yah… sepi terasa.

Dari semenjak pagi, kebanyakan waktu kuhabiskan dikamar yang mulai bersahabat ini. Cuaca yang tidak terlalau baik juga menjadi sebab kenapa aku masih setia berpijak di kamar ini. Kegiatan yang sebagian orang pasti menggumamkan rasa kebosanan. Seharian di depan laptop!!

Mungkin sebagaian penulis atau designer tidak menjadi masalah jika seharian memandangi sebuah piranti yang mulai digemari ini. Tapi bagi diriku (yang tidak biasanya), mungkin ini bisa kategorikan sebagai suatu masalah. Apakah tidak ada kegiatan lain yang harus dilakukan selain berdiam diri dikamar?? Yah…sebuah pertanyaan yang jawabannya sudah ada dan PASTI!!!

Entah lah…

Apakah kondisi kota Banjarmasin yang membuatku malas untuk bepergian, ataukah memang aku benar-benar orang yang tidak pandai bersosialisasi dengan orang lain?? Sehingga kesendirian seperti saat ini membuatku merasa nyaman??

Kembali ku tenggak secangkir kopi favoritku. Rasanya begitu kental dilidah, sesuatu yang tidak bisa dihilangkan disaat aku sedang melakukan apapun didepan laptop dalam waktu yang lumayan lama. Yah…tak dapat dipisahkan. Laptop, kopi, rokok, serta dendangan lagu yang tak bisa dipisahkan. Semua harus tersedia atau apa yang sedang kulakukan disepan laptop tak akan dapat berjalan dengan semestinya. Sesuatu yang berlebihan memang, tapi harus dilakukan. Egoku untuk yang satu ini sepertinya harus terpenuhi J

Kupandangi layar laptop. Kuperhatikan icon-icon file yang terpajang dilayar desktop laptopku. Kubaca satu persatu, suatu kebiasaan yang pasti kulakukan. Hampir semua sudah kuhapal nama dan letaknya. Dan ada satu yang menonjol disana, sesuatu itu tak akan pernah kulewatkan, pasti menjadi korban tekanan tombol enter jemariku saat kursor mengarah ke file tersebut. Sebuah permainan. Permainan yang tak bosan-bosannya aku mainkan, sampai-sampai semua urutan rekor 10 pemain dengan nilai tertinggi, aku yang pecahkan. Hehehehehe… sudah jelas memang, hanya aku yang memainkannya hampir disetiap saat.

Kali ini aku memenangkan permainan, tak terlalu buruk. Walaupun tak memecahkan rekor dengan poin tertinggi, tapi tetap dapat menorehkan namaku di urutan ke enam. Hanya selisih 200an angka untuk mencapai poin tertinggi. Nama yang aku tulisakan pun tak jauh beda dengan nama-nama yang sudah tertulis sebelumnya, di semua urutan tentunya. T-a-z. tapi kali ini aku menambahkan suatu kalimat dibelakangnya sehingga menjadi tazBJM08. tak mempunyai arti yang istimewa, hanya berarti aku yang memenangkan dan dimainkan di Banjarmasin (BJM) pada tahun ini, 2008.

Sekarang hari minggu, itu makanya kenapa seharian ini aku tidak kemana-mana. Sepertinya akan menjadi kebiasaanku. Aku hanya berdiam diri dikamar saat bukan hari kerja. Tidak seperti saat-saat pertama kali menginjakkan kaki di banua urang banjar ini. Saat hari libur kerja, benar-benar aku manfaatkan untuk melihat sudut-sudut kota Bajarmasin, segala yang menjadi khas kota ini tak akan lepas dari pandangan mataku.

Tak banyak memang yang menarik dikota ini. Bagi penggemar sungai atau rawa, ini adalah tempat yang cocok bagi mereka. Atau mungkin bagi mereka yang memiliki hobi memancing, kota ini bisa menjadikan wahana penyaluran. Hampir disetiap sudut kota, pemandangan memancing akan terlihat. Ada yang berdiam diri dipinggir jembatan sembari menunggu kail yang mereka lemparkan akan termakan ikan yang kelaparan, ada juga yang duduk dipinggiran kali sambil memegang tongkat pancingan yang terbuiat dari bambu kecil yang berukuran panjang. Sungguh pemandangan yang aneh bagiku, belum lagi melihat orang2 berboncengan di atas sepeda motor sambil membawa pancingan yang begitu panjang sehingga bisa mengganggu pengguna jalan lain yang berada dibelakangnya.

Inilah Banjarmasin, kota yang memilki khas tersendiri. Dikota inilah aku mengadu nasib dan tetap bertahan untuk hidup. Secara tak langsung, aku juga membantu dalam pembangunan kota ini dalam lingkup telekomunikasi tentunya, sesuai dengan bidang yang aku geluti sekarang. Tak penting membicarakan pekerjaan apa yang aku lakukan. Bukan tak penting mungkin, tapi aku tak tahu apa yang bisa aku ceritakan. Hehehehe…

Kalo bisa dikatakan, sebenarnya banjarmasin atau suku banjar tak lepas dari hidupku, aku lama hidup dikota balikapapan yang masih sepulau dengan banjarmasin sehingga adatnya tak jauh berbeda. Toh adat balikapapan banyak yang diwarnai dengan adat banjarmasin, terutama logat bicara. Baru sadar ternyata logat yang sering kugunakan di balikapapan banyak yang diadaptasi dari logat banjar.

Sudah dulu deh membicarkan tentangku di kota banjarmasin. Banyak memang kejadian yang tercipta baik itu keindahan ataupun kehampaan yang aku rasakan. Untung saja aku salah satu tipe orang yang mudah beradaptasi disuatu lingkunagn yang baru, jadi bukanlah masalah yang besar bagiku. Intinya, kegembiraan dan kekecewaanku adalah milikku sendiri, aku yang rasakan.

from banjarmasin with love