Tuesday, June 03, 2008

Banjarmasin bungas dengan segelas kopi cappuccino

kamar pengap, 1 juni 2008

Secangkir kopi cappuccino menemaniku dalam kesendirian disudut kamar yang tak asing lagi bagiku. Sebuah laptop yang tak memberikan ekspresi apapun juga setia menemaniku dengan dentangan lagu yang sedang bermain dengannya. Sungguh lagu yang indah, suasana kamarku yang sepi menambah arti kesendirian. Semakin bermakna. Yah… sepi terasa.

Dari semenjak pagi, kebanyakan waktu kuhabiskan dikamar yang mulai bersahabat ini. Cuaca yang tidak terlalau baik juga menjadi sebab kenapa aku masih setia berpijak di kamar ini. Kegiatan yang sebagian orang pasti menggumamkan rasa kebosanan. Seharian di depan laptop!!

Mungkin sebagaian penulis atau designer tidak menjadi masalah jika seharian memandangi sebuah piranti yang mulai digemari ini. Tapi bagi diriku (yang tidak biasanya), mungkin ini bisa kategorikan sebagai suatu masalah. Apakah tidak ada kegiatan lain yang harus dilakukan selain berdiam diri dikamar?? Yah…sebuah pertanyaan yang jawabannya sudah ada dan PASTI!!!

Entah lah…

Apakah kondisi kota Banjarmasin yang membuatku malas untuk bepergian, ataukah memang aku benar-benar orang yang tidak pandai bersosialisasi dengan orang lain?? Sehingga kesendirian seperti saat ini membuatku merasa nyaman??

Kembali ku tenggak secangkir kopi favoritku. Rasanya begitu kental dilidah, sesuatu yang tidak bisa dihilangkan disaat aku sedang melakukan apapun didepan laptop dalam waktu yang lumayan lama. Yah…tak dapat dipisahkan. Laptop, kopi, rokok, serta dendangan lagu yang tak bisa dipisahkan. Semua harus tersedia atau apa yang sedang kulakukan disepan laptop tak akan dapat berjalan dengan semestinya. Sesuatu yang berlebihan memang, tapi harus dilakukan. Egoku untuk yang satu ini sepertinya harus terpenuhi J

Kupandangi layar laptop. Kuperhatikan icon-icon file yang terpajang dilayar desktop laptopku. Kubaca satu persatu, suatu kebiasaan yang pasti kulakukan. Hampir semua sudah kuhapal nama dan letaknya. Dan ada satu yang menonjol disana, sesuatu itu tak akan pernah kulewatkan, pasti menjadi korban tekanan tombol enter jemariku saat kursor mengarah ke file tersebut. Sebuah permainan. Permainan yang tak bosan-bosannya aku mainkan, sampai-sampai semua urutan rekor 10 pemain dengan nilai tertinggi, aku yang pecahkan. Hehehehehe… sudah jelas memang, hanya aku yang memainkannya hampir disetiap saat.

Kali ini aku memenangkan permainan, tak terlalu buruk. Walaupun tak memecahkan rekor dengan poin tertinggi, tapi tetap dapat menorehkan namaku di urutan ke enam. Hanya selisih 200an angka untuk mencapai poin tertinggi. Nama yang aku tulisakan pun tak jauh beda dengan nama-nama yang sudah tertulis sebelumnya, di semua urutan tentunya. T-a-z. tapi kali ini aku menambahkan suatu kalimat dibelakangnya sehingga menjadi tazBJM08. tak mempunyai arti yang istimewa, hanya berarti aku yang memenangkan dan dimainkan di Banjarmasin (BJM) pada tahun ini, 2008.

Sekarang hari minggu, itu makanya kenapa seharian ini aku tidak kemana-mana. Sepertinya akan menjadi kebiasaanku. Aku hanya berdiam diri dikamar saat bukan hari kerja. Tidak seperti saat-saat pertama kali menginjakkan kaki di banua urang banjar ini. Saat hari libur kerja, benar-benar aku manfaatkan untuk melihat sudut-sudut kota Bajarmasin, segala yang menjadi khas kota ini tak akan lepas dari pandangan mataku.

Tak banyak memang yang menarik dikota ini. Bagi penggemar sungai atau rawa, ini adalah tempat yang cocok bagi mereka. Atau mungkin bagi mereka yang memiliki hobi memancing, kota ini bisa menjadikan wahana penyaluran. Hampir disetiap sudut kota, pemandangan memancing akan terlihat. Ada yang berdiam diri dipinggir jembatan sembari menunggu kail yang mereka lemparkan akan termakan ikan yang kelaparan, ada juga yang duduk dipinggiran kali sambil memegang tongkat pancingan yang terbuiat dari bambu kecil yang berukuran panjang. Sungguh pemandangan yang aneh bagiku, belum lagi melihat orang2 berboncengan di atas sepeda motor sambil membawa pancingan yang begitu panjang sehingga bisa mengganggu pengguna jalan lain yang berada dibelakangnya.

Inilah Banjarmasin, kota yang memilki khas tersendiri. Dikota inilah aku mengadu nasib dan tetap bertahan untuk hidup. Secara tak langsung, aku juga membantu dalam pembangunan kota ini dalam lingkup telekomunikasi tentunya, sesuai dengan bidang yang aku geluti sekarang. Tak penting membicarakan pekerjaan apa yang aku lakukan. Bukan tak penting mungkin, tapi aku tak tahu apa yang bisa aku ceritakan. Hehehehe…

Kalo bisa dikatakan, sebenarnya banjarmasin atau suku banjar tak lepas dari hidupku, aku lama hidup dikota balikapapan yang masih sepulau dengan banjarmasin sehingga adatnya tak jauh berbeda. Toh adat balikapapan banyak yang diwarnai dengan adat banjarmasin, terutama logat bicara. Baru sadar ternyata logat yang sering kugunakan di balikapapan banyak yang diadaptasi dari logat banjar.

Sudah dulu deh membicarkan tentangku di kota banjarmasin. Banyak memang kejadian yang tercipta baik itu keindahan ataupun kehampaan yang aku rasakan. Untung saja aku salah satu tipe orang yang mudah beradaptasi disuatu lingkunagn yang baru, jadi bukanlah masalah yang besar bagiku. Intinya, kegembiraan dan kekecewaanku adalah milikku sendiri, aku yang rasakan.

from banjarmasin with love

No comments: